Rais ‘Aam PBNU Hadiri Harlah ke 59 Tahun PP Al Huda Doglo Boyolali

0

 

Jakarta Sinarfakta.com-Rais Aam PBNU yang juga mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Miftachul Akhyar hadiri puncak perayaan Hari Ulang Tahun (Harlah) ke 59 tahun Pondok Pesantren Al Huda Doglo Boyolali, Jawa Tengah.

Dalam acara puncak Harlah Ponpes Al Huda, KH. Miftachul Akhyar menegaskan, takdir manusia menjadi _kholifatullah fil ardi_ bukan sesuatu yang kebetulan. Tugas manusia sebagai mahluk yang diberi mandat memimpin di bumi, lanjut KH. Miftachul Akhyar, harus bisa menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan serta keadilan. Menurutnya, menjadi pemakmur bumi harus memiliki berberapa prasyaratan diantaranya; memiliki kecerdasan, baik itu kecerdasan spiritual maupun kecerdasan intelektual serta kemampuan berinovasi.

 

 

“Pesantren Al Huda mempunyai karakter sebagai wadah pencetak generasi yang memiliki kemampuan spiritual dan intelektual serta kemapuaan berinovasi agar adaptif dengan kebutuhan jaman,” papar KH. Miftachul Akhyar (13/11/2022).

Pada moment yang sama, Pengasuh Pondok Al Huda, KH. Habib Ihsanuddin menegaskan Pondok Pesantren adalah benteng terakhir Ahlusunnah Wal Jamaa’ah, oleh karena itu, menurut KH. Habib Ihsanuddin, tugas pondok pesantren adalah berusaha mempersiapkan kader-kader Ahlusunnah wal jamaah.

“59 tahun yang lalu saya pulang dari pondok tidak ada apa-apa. Jangankan gedung, papan tulis dan kapur tulis saja tidak ada. Saya mengajar pakai kardus bekas sebagai papan tulis dan arang sebagai kapurnya. Alhamdulillah berkah pertolongan Allah, bimbingan Almarhum KH. Thoha Mu’id, guru saya, support dari Istri saya dan anak-anak saya, khidmah para guru dan bantuan dari semua pihak, Al Huda bisa berkembang hingga seperti ini. Alhamdulillah,” papar KH. Habib Ihsanuddin mengurai kisah perjalanan Pondok Pesantren Al Huda yang diasuhnya.

Sementara itu, mewakili Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Katib Aam PBNU KH. Said Arori dalam sambutannya menjelaskan, lembaga pendidikan pesantren merupakan metode pendidikan khas Nusantara yang sudah teruji keberhasilan pendidikanya. Untuk itu, menurutnya, pondok pesantren perlu dijaga dan terus dikembangkan.

“Pendidikan pesantren minimal mempunyai tiga hal yang menjadi prasyarat; Pertama, ada kiai atau pengasuh yang mengajarkan ilmu. Kedua, ada santri sebagai anak asuh yang menempuh pendidikan di pesantren. Dan ketiga, ada ilmu atau kitab yang diajarkan. Kalau ada pesantren, bahkan membangun gedung yang megah tetapi tidak ada Kiainya, atau tidak ada santrinya (yang mukim) dan apalagi tidak pembelajaran kitab didalamnya maka sejatinya bukanlah pesantren,” jelas KH. Said Arori.

Atas terselenggaranya peringatan Harlah ke 59 Pondok Pesantren al Huda, Ahmad Sofyan Maulid selaku Ketua Pelaksana menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam mensukseskan jalannya acara.

“Seluruh santri, alumni dan masyrakat dukuh Doglo dan sekitarnya bekerja sama mensukseskan acara ini. “Kami sangat berterima kasih kepada segenap santri, dewan guru, alumni, para sahabat Satkorcab Banser Boyolali, Pagar Nusa Boyolali serta para pemimpin dan warga masyarakat Dukuh Doglo dan sekitarnya. Ini benar-benar kerjasama yang luar biasa, sehingga semua rangkaian acara ini berjalan dengan baik dan sukses,” ujar ketua Panitia Harlah ke 59 Ustadz Ahmad Sofyan Maulid.

Moment perayaan Harlah ke 59 Pondok Pesantren Al Huda dineriahkan dengan berbagai rangkaian acara yang berlangsung dari tanggal 11 hingga 13 November 2022. Diantanya; Tahlil kubro untuk mendoakan para guru dan tokoh-tokoh yang telah berjasa kepada pondok pesantren, wisuda pembelajaran Nahwu metode Ibtida’i dan metode Al Miftah, Pembagian 1000 Paket Sembako kepada masyarakat, jalan sehat bersama Kapolres Boyolali AKBP Asep Mauludin dan Dandim Boyolali Letkol Arm Ronald F Siwabessy, Majelis Sholawat bersama Habib Ali bin Yahya Al Habsy, seni budaya tari Rodad, Silaturahmi Nasional Alumi dan di tutup dengan Pengajian Akbar.

Turut hadir dalam acara ini, selain para alumni dan wali santri, Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar, Katib ‘Aam PBNU KH. Sa’id Asrori, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH. Ubaidillah Shodaqoh, Ketua Tanfidziyah PW NU Jawa Tengah KH. Muzammil, KH. Zubaduzzaman Pengasuh PP Al Ishlah Kediri, Bupati Boyolali H. Said Hidayat, Stafsus Menteri Agama H. Wibowo Prasetyo, Kakanwil Kemenag Jawa Tengah H. Musta’in Ahmad SH. MH, Seluruh Ketua PC NU Se-Soloraya, Ketua GP Ansor Se-Soloraya, dan para tokoh lintas agama. (*)

Leave A Reply

Your email address will not be published.